
PANGKEP SULSEL – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) Cabang Kabupaten Pangkep, Herman Djide, menyoroti potensi wisata yang dimiliki rawa-rawa di Desa Pattallassang, Kecamatan Labakkang. Hal itu disampaikannya pada Rabu (19/3/2025) setelah meninjau langsung lokasi tersebut.
Menurut Herman Djide, kawasan rawa-rawa di desa tersebut memiliki keunikan tersendiri yang dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata alam terpadu. "Rawa-rawa ini bukan hanya memiliki keindahan alam yang masih asri, tetapi juga berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai ekowisata yang menggabungkan unsur konservasi dan ekonomi masyarakat, " ujarnya.
Ia menjelaskan, salah satu daya tarik utama yang dapat dikembangkan adalah wisata pemancingan. Rawa-rawa ini menjadi habitat berbagai jenis ikan air tawar, sehingga sangat cocok bagi wisatawan yang gemar memancing. Dengan pengelolaan yang baik, lokasi ini bisa menjadi tujuan favorit bagi para pemancing dari berbagai daerah.
Selain itu, Herman Djide juga melihat peluang besar untuk mengembangkan usaha kuliner berbasis bahan lokal. "Di sekitar rawa-rawa ini, masyarakat bisa membuka warung atau restoran yang menyajikan hidangan berbahan ikan segar dan hasil kebun sekitar. Ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, " tambahnya.
Potensi lainnya yang tak kalah menarik adalah pemanfaatan lahan di sekitar rawa untuk budidaya tanaman dan penjualan hasil kebun. Wisatawan tidak hanya bisa menikmati pemandangan alam, tetapi juga dapat membeli atau bahkan ikut serta dalam panen buah dan sayuran yang dibudidayakan warga.
Herman Djide menekankan bahwa keberagaman budaya lokal juga harus menjadi bagian dari pengembangan wisata ini. "Masyarakat Desa Pattallassang memiliki tradisi dan seni yang bisa menjadi daya tarik tambahan, seperti pertunjukan musik tradisional ganrang bulo, tarian lokalatau demonstrasi pembuatan kuliner khas desa Pattallassang" katanya.
Lebih lanjut, ia menyarankan agar pengelolaan wisata ini dilakukan dengan konsep ekowisata yang berkelanjutan. Artinya, pengembangan harus tetap menjaga keseimbangan ekosistem rawa agar tidak merusak lingkungan. Pembangunan infrastruktur seperti jalur pejalan kaki harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kelestarian alam.
Dari segi ekonomi, wisata berbasis rawa-rawa ini berpotensi membuka banyak peluang usaha bagi masyarakat setempat. "Mulai dari jasa tempat penginapan, hingga penjualan produk lokal, semuanya bisa dikelola oleh masyarakat desa untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, " ujar Herman Djide.
Ia juga mengajak pemerintah daerah dan pihak terkait untuk turut serta dalam pengembangan destinasi ini. Menurutnya, dukungan dari pemerintah sangat penting, baik dalam hal regulasi, promosi wisata, maupun penyediaan fasilitas pendukung seperti akses jalan dan penerangan.
"Jika potensi ini dikembangkan dengan serius, Desa Pattallassang bisa menjadi ikon wisata baru di Kabupaten Pangkep yang menarik wisatawan lokal maupun luar daerah, " tegasnya.
Saat ini, beberapa warga desa sudah mulai menunjukkan minat untuk berpartisipasi dalam pengembangan wisata ini. Namun, mereka masih membutuhkan pendampingan dan pelatihan, terutama dalam mengelola ekowisata dan meningkatkan daya tarik wisata berbasis budaya lokal.
Herman Djide berharap adanya kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan investor agar pengembangan wisata rawa-rawa di Desa Pattallassang bisa segera terealisasi. "Kita harus melihat ini sebagai peluang besar. Jika dikelola dengan baik, kawasan ini bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi warga setempat sekaligus melestarikanlingkungan, " tutupnya.( Ince Arifin)