PANGKEP– Muhammad Rudi, salah seorang pengusaha Porang, bersama Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) Cabang Kabupaten Pangkep, Herman Djide, menggelar diskusi seputar pengembangan tanaman Porang di wilayah Kabupaten Pangkep. Diskusi tersebut berlangsung di Taman Stadion Andi Mappe, Pangkajene, pada Minggu sore (20/4/2025).
Dalam diskusi santai namun penuh semangat itu, Muhammad Rudi mengungkapkan bahwa potensi keuntungan dari budidaya Porang sangat besar apabila dikelola secara serius oleh masyarakat petani. Menurutnya, Porang mampu menjadi komoditas unggulan baru bagi daerah ini.
"Jika dikelola dengan baik, Porang bisa ditanam hingga 30 ribu pohon per hektar. Dari situ, setiap pohon bila dirata-ratakan menghasilkan 3 kilogram umbi. Dengan harga pasaran saat ini yang berkisar Rp 6.000 per kilogram di tingkat petani, maka satu hektar bisa menghasilkan minimal Rp 540 juta, " ungkap Rudi.
Ia menambahkan, keuntungan lainnya dari Porang adalah tanaman ini bisa saja hanya ditanam sekali. Meski begitu, tetap diperlukan perhatian dan perawatan agar hasilnya lebih optimal dan berkelanjutan.
Menyinggung soal pemasaran, Rudi menegaskan bahwa petani tidak perlu khawatir. Saat ini, pihaknya telah memiliki pabrik pengolahan Porang di Kabupaten Sidrap. Bahkan, anggota timnya siap menjemput hasil panen langsung dari lokasi petani jika tersedia stok.
"Kami berusaha membangun ekosistem dari hulu ke hilir. Jadi petani cukup fokus pada produksi, kami bantu urus distribusi dan pengolahan, " ujarnya.
Namun, Rudi juga mengakui bahwa masih banyak petani yang belum memahami teknik penanaman Porang dengan benar. Untuk itu, ia membuka diri untuk bekerja sama dengan pemerintah desa dan para kepala desa guna melakukan sosialisasi serta pelatihan.
“Jika ada kepala desa yang ingin warganya belajar menanam Porang, kami siap hadir. Pendampingan ini penting supaya petani tidak salah langkah di awal, ” katanya.
Kabupaten Pangkep, menurutnya, memiliki potensi besar dalam budidaya Porang. Hal ini terbukti dari banyaknya warga di Kecamatan Tondong Tallasa yang sudah menjual Porang hasil dari tanaman liar di perbukitan.
“Tanpa perawatan pun, tanaman liar itu bisa tumbuh subur dan hasilnya berkualitas. Bayangkan kalau kita pelihara dengan baik, hasilnya pasti jauh lebih bagus, ” tambah Rudi.
Selain nilai ekonomisnya, Porang juga memiliki banyak manfaat lain. Tanaman ini digunakan dalam industri makanan, kosmetik, hingga farmasi, terutama karena kandungan glukomanannya yang tinggi.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPD JNI Pangkep, Herman Djide, menyampaikan bahwa pihaknya siap mendukung upaya pengembangan Porang melalui pemberitaan dan publikasi yang edukatif agar semakin banyak warga mengetahui peluang ini.
Selain itu Pimpinan Redaksi Media Indonesia Satu, yang dijuluki media " Seribu Portal" ini, Herman Djide berharap kepada masyarakat yang memiliki lahan lahan tidur agar di manfaatkan dengan menanam Porang, karena Porang ini juga bisa tumbuh sekalipun itu di gunung, itu terbukti banyaknya warga jual porang hasil pencarian dari gunung kemudian di jual.
Untuk itu jauh lebih bagus saatnya untuk kita manfaatkan bukit gunung itu yang selama ini hanya di tumbuhi semakin belukar, lebih baik di tanami Porang, Jadikan lahan tidur itu sebagai ladang emas.
Diskusi tersebut diakhiri dengan komitmen bersama untuk terus mendorong program budidaya Porang yang berkelanjutan di Pangkep, serta memperluas jangkauan informasi ke masyarakat. ( Ince)